Senin, 23 November 2020

Aliran-aliran Besar Teori Belajar II

Bukan hanya agama aja loh yang punya aliran, ternyata belajar juga mempunyai aliran! mari kita simak bersama macam-macam aliran dalam belajar berikut ini...

Belajar merupaka proses yang dialami setiap individu selama hidup. Dengan kata lain, setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu tidak akan terlepas dari makna belajar, dan juga tidak ada ruang, waktu, dan tempat yang dapat membatasi proses seseorang untuk belajar. Berikut bebrapa aliran-aliran teori belajar :


    1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya adalah :

        A. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

    1. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
    2. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
        B. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

  1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

        C. Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

    2. Teori Belajar Kognitif

Apa itu aliran kognitif ?

Berbeda dengan aliran psikologi behavioristik, Psikologi Kognitif merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses mental, bagaimana manusia berpikir, merasakan, mengingat, belajar dimana otak akan menjalankan fungsi utamanya yang disebut dengan berpikir. Dalam hal ini otak adalah sistem fisik dalam bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, bisa menampung sebanyak-banyaknya, apapun item yang masuk kedalam memorinya secara simultan. 

Kemampuan membedakan hasil penginderaan, menghasilkan kemampuan lebih tinggi, membentuk kategori konseptual. Sudarwan dan Khairil (2010) menyebutkan bahwa psikologi kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Menurut teori kognitif belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang berjalan terus menerus sepanjang hayat.

Kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental. Sesungguhnya, psikologi kognitif meliputi segala hal yang kita lakukan.

Aliran kognitif mulai muncul pada tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan terhadap konseps manusia menurut behaviorisme dan psikoanalisa. Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir (Homo Sapiens). Paham kognitifisme ini tumbuh akibat pemikiran-pemikiran kaum rasionalisme yang menyatakan bahwa manusia itu dapat berpikir lebih baik dari makhluk hidup lainnya.

    3. Kecerdasan Ganda

Apa itu aliran kecerdasan ganda/multiple intelligences ?

Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) merupakan teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner. Pada dasarnya, teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal.

Menurut teori multiple intelligences, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

        A. Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan.

        B. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai; Kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran.

        C. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain : menendang bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan interpersonal)

        D. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori. Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai bercerita dan berbicara secara memukau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian, Tujuan Dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Anak Usia Dini

  Individualized structure kontekstual berasal dari customized organization Context yang berarti "hubungan, konteks, suasana dan keadaa...