memanfaatkan Sumber Belajar secara lebih banyak dan luas, hendaknya seorang guru memahami terlebih dahulu Klasifikasi Sumber Belajar di atas karena dapat menentukan sumber belajar mana yang tepat dipergunakan dalam Proses Belajar Mengajar. Untuk itu, agar pemanfaatan sumber belajar lebih sesuai maka guru harus lebih mengetahui pola kriteria tertentu dalam keputusan penentuan sumber belajar.
Ahmad Rivai dan Abu Ahmadi menjelaskan beberapa kriteria umum yang terdapat didalam penentuan sumber belajar.
Di mana, kriteria umum ini merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya:
1. Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan sumber belajar (yang memerlukan biaya) Misalnya, overhead projector (OHP) beserta transparansinya, video tape/tv beserta cassetnya dan sebagainya.
2. Teknisi atau tenaga, yaitu entah guru atau pihak lain yang mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar. Adakah tersedia teknisi khusus/pembantu atau guru guru itu sendiri, apakah dapat mengoperasikanya? misalnya, cara mengoperasikan slide, video tape/tv, laboratorium dan sebagainya.
3. Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau mudah dilaksanakan dan tidak tertalu sulit/ langka.
4. Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar jangan bersifat kaku atau paten, tapi harus mudah dikembangkan, bisa dimanfaatkan untuk tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh faktor lain.
5. Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen komponen pengajaran lainya.Dapat membantu efisien dan kemudahan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran/belajar.
Selain kriteria yang kemukakan di atas, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menambahkan Kriteria Sumber Belajar lain yang berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Sumber belajar guna memotivasi, terutama berguna untuk siswa yang lebih rendah tingkatannya, dimaksudkan memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan.
2. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, kriteria ini paling umum dipakai oleh para guru dengan maksud untuk memperluas bahan pengajaran, melengkapi kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar yang sistematis.
3. Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis dan dicatat secara teliti dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh secara langsung dari masyarakat atau lingkungan.
4. Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Beberapa ciri yang perlu diperhatikan, misalnya:
- Sebelum mulai perlu diketahui: apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? apakah sumber belajar bisa disediakan? di mana bisa diperolehnya?
- Mempertimbangkan bukti bukti: apakah sumber belajar masih aktual? Bagaimana jenisnya? adakah sumber belajar lain yang dapat dipakai?
- Membuat kesimpulan: benarkah kesimpulan yang diambil atas dasar sumber belajar itu ?
5. Sumber belajar untuk presentasi. Kriteria ini menjelaskan bahwa sumber belajar sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. Jadi, fungsinya tentu bukan penyampai pesan atau informasi ataupun data, melainkan sebagai strategi, teknik atau metode (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1989)
Dengan memasukkan sumber belajar secara terencana dan sesuai dengan kriteria yang ada, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien.
Dalam usaha pencapaian tujuan instruksional sebab sumber belajar sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat yang cukup besar, manfaat sumber belajar tersebut antara lain:
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik, misalnya: karya wisata ke obyek wisata seperti museum, kebun binatang dan sebagainya.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkrit, misalnya denah, sketsa, foto, film, majalah dan sebagainya.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya: buku teks, foto film, nara sumber, majalah dan sebagainya.
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya buku bacaan , ensiklopedi, majalah dan sebagainya.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap instruksional) baik dalam lingkup makro (misalnya, belajar sistem jarak jauh melalui modul) maupun makro pengaturan ruang yang menarik, simulasi, penggunaan film dan OHP.
6. Dapat memberi motivasi yang positif apabila diatur dan direncanakan pemanfaatanya secara tepat.
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, misalnya: buku teks, buku bacaan, film dan lainnya yang mengandung daya penalaran sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar