Kamis, 26 November 2020

Kreativitas pada Anak Usia Dini

Kemampuan mengambil keputusan penting dimiliki oleh si kecil karena sangat terkait dalam kemandirian cara berpikir maupun bersikap. Berikut ini yang dapat Anda ajarkan kepada anak: 







Beri contoh
Suatu saat ketika Anda sedang dalam tahap membuat keputusan, entah memutuskan menu makan malam, atau sekadar pilihan warna cat dinding ruang tamu, tunjukkanlah proses pengambilan keputusan tersebut pada anak Anda. Demikian saran Peter L. Stavinoha, Ph.D, psikolog anak di Children's Medical Center Dallas. "Tunjukkan kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan, kemudian bandingkan kedua pilihan satu sama lain, dan tunjukkan faktor penting apa yang akhirnya membuat Anda menjatuhkan pada salah satu pilihan," katanya.

Batasi pilihan
Ketika Anda menyodorkan sebuah brosur berisi berbagai gambar kue ulang tahun dengan beragam jenis dan bentuk kepada si kecil, dan memintanya memilih satu yang ia inginkan untuk ulang tahunnya, jangan heran jika ia akan menghabiskan waktu sangat lama untuk berpikir. "Penelitian menunjukkan bahwa jika anak memiliki terlalu banyak pilihan, ia akan lebih kerepotan memilih karena sesungguhnya ia tidak ingin menolak terlalu banyak pilihan," kata Dr Chansky. Lebih baik, batasi pilihan yang Anda berikan kepada anak, baru kemudian minta ia untuk memilih. Anak-anak perlu pengalaman untuk menjadi pengambil keputusan yang baik.

Beri ‘ukuran’ untuk setiap keputusan
Seringkali anak-anak takut membuat keputusan karena mereka berpikir setiap keputusan adalah suatu kesepakatan besar yang tidak boleh salah. Nah, cobalah Anda bantu si kecil untuk bisa memahami berbagai tingkat keputusan yang dibuatnya. Dengan begitu, ia tak akan terlalu khawatir salah dalam mengambil keputusan, dan ini akan menghemat banyak waktunya (dan waktu Anda!) dalam memutuskan. Contohnya begini: keputusan kecil itu mencakup hal-hal seperti memutuskan bekal apa yang akan dibawanya ke sekolah (pilihannya dibatasi: roti atau risoles!), dan itu dapat dilakukan dengan cepat; kemudian keputusan menengah misalnya memilih judul buku yang akan dipinjam dari perpustakaan (pilihannya biasanya lebih banyak!), dan ini memerlukan waktu lebih lama untuk berpikir; terakhir adalah keputusan  besar yang skalanya lebih penting, seperti memilih jenis ekskul di tahun ajaran baru, yang tentunya memerlukan pertimbangan yang lebih lama dan matang.

Ajak berandai-andai
Jangan marah ketika Anda mendapati anak ‘berbicara’ pada dirinya sendiri saat ia sedang dalam proses memutuskan sesuatu, Ma. Ini artinya, ia sedang dalam tahap membuat evaluasi, membandingkan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan yang ada. Wajar jika proses ini sedikit memperlambat proses pemikiran mereka. Meski begitu, ini jadi semacam latihan bagi mereka sehingga ke depannya mereka lebih mampu untuk memikirkan segalanya dengan cepat, demikian disampaikan Michelle P. Maidenberg, Ph.D., direktur klinis dari Westchester Group Works di Harrison, New York. Nah, Anda dapat membantu anak Anda agar terbiasa dengan cara berpikir sistematis, yaitu dengan memberinya semacam ‘skenario’ yang memerlukan pilihan dan pemecahan masalah.

Membiarkan anak membuat keputusan ‘salah’
Anda pasti tahu apa risikonya jika seorang anak TK dibiarkan membawa uang saku terlalu banyak ke sekolah. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah uang tersebut bisa hilang karena si kecil belum mengerti bahwa uang adalah benda berharga yang harus dijaga. Nah, bagaimana jika suatu hari si kecil Anda yang masih duduk di TK bersikeras membawa seluruh uang sakunya ke sekolah? Jika Anda sudah berusaha menasihatinya dan ia tetap pada pendiriannya, maka yang bisa Anda lakukan adalah membiarkannya. “Selama itu bukan soal kesehatan atau keselamatan, penting bagi anak-anak untuk membuat beberapa keputusan yang buruk, karena hal ini membantu mereka belajar untuk mempertimbangkan konsekuensi," kata Dr. Stavinoha. Lalu, ketika si kecil Anda pulang sambil menangis karena telah menjatuhkan seluruh uang sakunya di taman bermain saat istirahat.

Kemampuan Pemecahan Masalah
ada beberapa tips untuk mengembangkan kemampuan anak.
kemampuan yang diajarkan ialah pemecahan masalah. Bagi orang tua dan guru PAUD, berikut tips yang dibagikan dari Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini:
        1. Bantu anak untuk menemukan jawaban dan solusi mereka sendiri.
        2. Berikan pujian pada anak.
        3. Fokus pada kemampuan anak dengan tidak memaksakan kehendak orang tua.
        4. Pahami perasaan anak ketika anak belum berhasil mencapai sesuatu yang diinginkannya.
        5. Dorong anak untuk berpikir merencanakan, dan menilai kembali sebelum bertindak.
        6. Ajari anak bagaimana mereka dapat bertahan dari perasaan sulit atau tidak menyenangkan. 

    Tak hanya itu saja, ada berbagai macam kegiatan yang dapat mendorong kemampuan pemecahan masalah anak, misalnya: 
            1. Bermain puzzle Di saat bermain puzzle anak berpikir untuk menyusun puzzle dengan baik. Oleh                 karena itu kegiatan ini bagus untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada                     anak.
            2. Bermain balok dan lego Permainan ini merupakan sebuah tantangan karena membutuhkan                        pemikiran tentang apa yang harus dibangun dan bagaimana untuk menempatkan potongan                        yang sama untuk mendapatkan desain yang bagus.
            3. Mengikuti pola Kegiatan sederhana ini dapat dimainkan dengan balok, kemudian membuat pola                    dengan balok dan meminta anak untuk melanjutkan pola tersebut.
            4. Cerita dan pertanyaan Biasakan untuk mengajukan pertanyaan selama bercerita bersama anak.                 Hal ini dapat mengembangkan keterampilan berpikir Higher-order thinking pada anak.
            5. Permainan papan Permainan papan adalah cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan                     memecahkan masalah. Mulailah dengan permainan sederhana seperti Ludo, atau ular tangga.





Kemampuan Proses Kreativitas

    Kreatifitas anak usia dini akan terlihat saat anak bermain bebas mengekspresikan dirinya. Secara berangsur-angsur akan tergambar kreatifitas anak setiap aktivitas yang dilakukan anak, karena anak adalah insan yang aktif dan tidak pernah diam. Dalam skripsi menurut Utami Munandar (dalam Asrori, 2007 : 62) mengatakan                                                                                                                                                   bahwa pengertian pengembangan kreatifitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Kreativitas alami seorang anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan anak yang diajukan kepada orang tuanya terhadap sesuatu yang dilihatnya. Adakalanya pertanyaan itu diulang-ulang dan tidak ada habis-habisnya. Selain itu, anak juga senang mengutak-atik alat mainannya sehingga tidak awet dan cepat rusak hanya karena rasa ingin tahu terhadap proses kejadian.

Kreativitas anak dapat dikembangan dengan cara-cara berikut ini:

  1. Bermain

Bermain merupakan awal dari perkembangan kreativitas, karena dalam kegiatan yang menyenangkan, anak dapat mengungkapkan imajinasinya dengan bebas, oleh karena itu kegiatan bermain dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan kreativitas anak.

    2.Melatih Kemampuan Otak Kanan

Untuk melatih kemampuan otak kanan, caranya adalah dengan mengajak anak-anak  bernyanyi,  berpuisi, menggambar,  dan  berbagai  macam kegiatan kreatif lainnya, agar kemampuan otak  kanan dapat bekerja lebih  optimal.  Pada umumnya di sekolah anak-anak akan lebih cenderung menggunakan otak  kiri, dan  bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa bekerja dengan baik dan seimbang,  maka anak-anak  tidak hanya akan berpeluang mendapatkan prestasi  di bidang akademis saja,  melainkan bisa meraih prestasi-prestasi  di bidang yang  lain, misalnya kesenian.

    3.Berkreasi Setiap Hari

Agar anak-anak kreatif, kita dapat mengajarkan pada anak-anak dengan kegiatan menggambar,  melipat  kertas,  bermain game, bermain puzel, bermain permainan-permaian edukatif,  bernyanyi,  bercerita, dan masih banyak lagi.

    4. Beri Anak Pengalaman Baru

Untuk memberikan pengalaman baru pada anak-anak; berikanl waktu khusus dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya, seperti museum, kebun binatang dan taman rekreasi. Hal-hal baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi anak sehingga krrtivitas anak semakin meningkat.

    5. Meningkatkan Perbendaharaan Kata pada Anak

Untuk meningkatkan perbendaharaan kata-kata anak, dapat melalui kegiatan membaca, mendongeng, bercerita pengalaman, tanya jawab, bernyanyi, dan kegiatan lainnya, karena semakin  tinggi   perbedaharaan kata  anak,  maka seorang  anak akan menjadi  lebih mudah  dalam memahami  seseuatu.

    6. Melatih Kemampuan Mendengar Anak

Untuk melatih kemampuan mendengar anak, dapat menggunakan tape recorder dan laoudspeaker. Alat-alat tersebut bisa  digunakan untuk melatih kemampuan mendengar anak-anak. Agar indera pendengaran  anak bisa  terlatih dengan baik, lebih baik kita sering-sering  mengajak anak untuk  mendengarkan lagu-lagu, cerita, lalu menanyakan hal-hal yang yang terdapat pada lagu atau cerita tersebut, dapat juga belajar bahasa  Inggris, jika usia anak sudah memadai.

    7. Sediakan fasilitas yang mendukung kreativitas anak

Untuk merangsang kreativitas anak, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang mendukung kreativitas anak, seperti mainan bongkar pasang, balok susun, puzzle. Ketika bermain permainan ini, anak akan masuk pada imajinasinya sendiri, maka akan sangat merangsang proses berfikir dan kreativitas anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian, Tujuan Dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Anak Usia Dini

  Individualized structure kontekstual berasal dari customized organization Context yang berarti "hubungan, konteks, suasana dan keadaa...