halo teman-teman blogger, apa kabar? semoga masih di beri kesehatan jasmani dan rohani.
kali ini kita akan mempelajari keterampilan dasar mengajar, bagaimana sih cara mengajar keterampilan dalam belajar?? yuk mari kita simak penjelasan berikut ini.....
Pembelajaran merupakan hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Muftahul Huda, 2013). Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai proses transfer informasi dari pengajar kepada peserta didik. Pengajar harus dapat memodifikasi suatu informasi sehingga dapat diterima oleh siswa secara tepat dan meyeluruh. Kemampuan guru dalam menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran ini merupakan hal yang tidak mudah. Guru perlu memiliki keterampilan mengajar yang mempuni sehingga siswa dapat belajar dan terlibat (engage) dan tujuan pembelajaran tercapai.
1. Model problem based learning
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).
Apa Pendidikan Holistik?
Pendidikan holistik adalah pendekatan pengajaran yang komprehensif di mana pendidik berusaha untuk memenuhi kebutuhan emosional, sosial, etika, dan akademik siswa dalam format pembelajaran yang terintegrasi. Penekanan ditempatkan pada lingkungan sekolah yang positif dan memberikan dukungan seluruh anak (layanan yang mendukung kebutuhan akademis dan nonakademik, juga dikenal sebagai dukungan sampul) kepada siswa.
Siswa diajar untuk merefleksikan tindakan mereka dan bagaimana hal itu berdampak pada komunitas global dan lokal, serta bagaimana belajar dari komunitas di sekitar mereka. Guru sering melibatkan siswa dalam proyek yang menerapkan keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah dunia nyata.
Metode Pendidikan Holistik
Tujuan dari pendidikan holistik adalah untuk menumbuhkan atribut fisik, emosional, moral, psikologis, dan spiritual anak yang sedang berkembang. Melayani seluruh anak berarti memberikan kesempatan yang disesuaikan dengan keterampilan dan perasaan anak. Pelajaran dilakukan di lingkungan yang aman dan mendukung yang memungkinkan siswa untuk memanfaatkan kekuatan individu mereka. Guru harus siap untuk membina siswa dengan berbagai tingkat pendidikan dan kemampuan belajar. Sementara pendidikan holistik dipandu oleh satu filosofi yang menyeluruh, guru dapat menggunakan sejumlah metode dan strategi untuk menciptakan budaya belajar yang holistik.
3. Multiple intelegent
Apakah multiple intelegent itu?
Menurut Gardner (Syaodih, 2011:95) tingkat inteligensi atau IQ bukan satu-satunya yang dapat meramalkan keberhasilan seseorang tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligent). Setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda yaitu:
Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
- Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical intelligence), kecakapan untuk menyelesaikan operasi.
- Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence), kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi.
- Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence). Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik.
- Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada.
- Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence). Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
- Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan memahami diri dan menata kehidupannya sendiri.
- Kecerdasan naturalis hakekatnya adalah kecakapan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.
Siapapun yang telah membudayakan literasi, maka telah dikategorikan sebagai orang yang kreatif dan produktif. Pada umumnya, kreatif (kreativitas) diartikan sebagai memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sedangkan produktif (produktivitas) ialah mampu menghasilkan dalam jumlah besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar