Senin, 30 November 2020

Keterampilan Dasar Mengajar

halo teman-teman blogger, apa kabar?  semoga masih di beri kesehatan jasmani dan rohani.

kali ini kita akan mempelajari keterampilan dasar mengajar, bagaimana sih cara mengajar keterampilan dalam belajar?? yuk mari kita simak penjelasan berikut ini.....



Pembelajaran merupakan hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Muftahul Huda, 2013). Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai proses transfer informasi dari pengajar kepada peserta didik. Pengajar harus dapat memodifikasi suatu informasi sehingga dapat diterima oleh siswa secara tepat dan meyeluruh. Kemampuan guru dalam menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran ini merupakan hal yang tidak mudah. Guru perlu memiliki keterampilan mengajar yang mempuni sehingga siswa dapat belajar dan terlibat (engage) dan tujuan pembelajaran tercapai.


1. Model problem based learning

Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).

Problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.


Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran problem based learning, yaitu:

  1. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.

  2. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.

  3. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.

  4. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.

  5. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan yang lainnya yakni mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu sangat diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah yang sedang terjadi maupun yang belum terjadi untuk dipecahkan alternatif dan solusinya.


2. Holistic education

Apa Pendidikan Holistik?

Pendidikan holistik adalah pendekatan pengajaran yang komprehensif di mana pendidik berusaha untuk memenuhi kebutuhan emosional, sosial, etika, dan akademik siswa dalam format pembelajaran yang terintegrasi. Penekanan ditempatkan pada lingkungan sekolah yang positif dan memberikan dukungan seluruh anak (layanan yang mendukung kebutuhan akademis dan nonakademik, juga dikenal sebagai dukungan sampul) kepada siswa.

Siswa diajar untuk merefleksikan tindakan mereka dan bagaimana hal itu berdampak pada komunitas global dan lokal, serta bagaimana belajar dari komunitas di sekitar mereka. Guru sering melibatkan siswa dalam proyek yang menerapkan keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Metode Pendidikan Holistik

Tujuan dari pendidikan holistik adalah untuk menumbuhkan atribut fisik, emosional, moral, psikologis, dan spiritual anak yang sedang berkembang. Melayani seluruh anak berarti memberikan kesempatan yang disesuaikan dengan keterampilan dan perasaan anak. Pelajaran dilakukan di lingkungan yang aman dan mendukung yang memungkinkan siswa untuk memanfaatkan kekuatan individu mereka. Guru harus siap untuk membina siswa dengan berbagai tingkat pendidikan dan kemampuan belajar. Sementara pendidikan holistik dipandu oleh satu filosofi yang menyeluruh, guru dapat menggunakan sejumlah metode dan strategi untuk menciptakan budaya belajar yang holistik.


3. Multiple intelegent

Apakah multiple intelegent itu?

Menurut Gardner (Syaodih, 2011:95) tingkat inteligensi atau IQ bukan satu-satunya yang dapat meramalkan keberhasilan seseorang tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligent). Setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda yaitu:

  1. Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.

  2. Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical intelligence), kecakapan untuk menyelesaikan operasi.
  3. Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence), kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi.
  4. Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence). Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik.
  5. Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada.
  6. Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence). Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
  7. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan memahami diri dan menata kehidupannya sendiri.
  8. Kecerdasan naturalis hakekatnya adalah kecakapan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.
4. Kreatif dan produktif

Siapapun yang telah membudayakan literasi, maka telah dikategorikan sebagai orang yang kreatif dan produktif. Pada umumnya, kreatif (kreativitas) diartikan sebagai memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sedangkan produktif (produktivitas) ialah mampu menghasilkan dalam jumlah besar.


Kamis, 26 November 2020

Kreativitas pada Anak Usia Dini

Kemampuan mengambil keputusan penting dimiliki oleh si kecil karena sangat terkait dalam kemandirian cara berpikir maupun bersikap. Berikut ini yang dapat Anda ajarkan kepada anak: 







Beri contoh
Suatu saat ketika Anda sedang dalam tahap membuat keputusan, entah memutuskan menu makan malam, atau sekadar pilihan warna cat dinding ruang tamu, tunjukkanlah proses pengambilan keputusan tersebut pada anak Anda. Demikian saran Peter L. Stavinoha, Ph.D, psikolog anak di Children's Medical Center Dallas. "Tunjukkan kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan, kemudian bandingkan kedua pilihan satu sama lain, dan tunjukkan faktor penting apa yang akhirnya membuat Anda menjatuhkan pada salah satu pilihan," katanya.

Batasi pilihan
Ketika Anda menyodorkan sebuah brosur berisi berbagai gambar kue ulang tahun dengan beragam jenis dan bentuk kepada si kecil, dan memintanya memilih satu yang ia inginkan untuk ulang tahunnya, jangan heran jika ia akan menghabiskan waktu sangat lama untuk berpikir. "Penelitian menunjukkan bahwa jika anak memiliki terlalu banyak pilihan, ia akan lebih kerepotan memilih karena sesungguhnya ia tidak ingin menolak terlalu banyak pilihan," kata Dr Chansky. Lebih baik, batasi pilihan yang Anda berikan kepada anak, baru kemudian minta ia untuk memilih. Anak-anak perlu pengalaman untuk menjadi pengambil keputusan yang baik.

Beri ‘ukuran’ untuk setiap keputusan
Seringkali anak-anak takut membuat keputusan karena mereka berpikir setiap keputusan adalah suatu kesepakatan besar yang tidak boleh salah. Nah, cobalah Anda bantu si kecil untuk bisa memahami berbagai tingkat keputusan yang dibuatnya. Dengan begitu, ia tak akan terlalu khawatir salah dalam mengambil keputusan, dan ini akan menghemat banyak waktunya (dan waktu Anda!) dalam memutuskan. Contohnya begini: keputusan kecil itu mencakup hal-hal seperti memutuskan bekal apa yang akan dibawanya ke sekolah (pilihannya dibatasi: roti atau risoles!), dan itu dapat dilakukan dengan cepat; kemudian keputusan menengah misalnya memilih judul buku yang akan dipinjam dari perpustakaan (pilihannya biasanya lebih banyak!), dan ini memerlukan waktu lebih lama untuk berpikir; terakhir adalah keputusan  besar yang skalanya lebih penting, seperti memilih jenis ekskul di tahun ajaran baru, yang tentunya memerlukan pertimbangan yang lebih lama dan matang.

Ajak berandai-andai
Jangan marah ketika Anda mendapati anak ‘berbicara’ pada dirinya sendiri saat ia sedang dalam proses memutuskan sesuatu, Ma. Ini artinya, ia sedang dalam tahap membuat evaluasi, membandingkan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan yang ada. Wajar jika proses ini sedikit memperlambat proses pemikiran mereka. Meski begitu, ini jadi semacam latihan bagi mereka sehingga ke depannya mereka lebih mampu untuk memikirkan segalanya dengan cepat, demikian disampaikan Michelle P. Maidenberg, Ph.D., direktur klinis dari Westchester Group Works di Harrison, New York. Nah, Anda dapat membantu anak Anda agar terbiasa dengan cara berpikir sistematis, yaitu dengan memberinya semacam ‘skenario’ yang memerlukan pilihan dan pemecahan masalah.

Membiarkan anak membuat keputusan ‘salah’
Anda pasti tahu apa risikonya jika seorang anak TK dibiarkan membawa uang saku terlalu banyak ke sekolah. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah uang tersebut bisa hilang karena si kecil belum mengerti bahwa uang adalah benda berharga yang harus dijaga. Nah, bagaimana jika suatu hari si kecil Anda yang masih duduk di TK bersikeras membawa seluruh uang sakunya ke sekolah? Jika Anda sudah berusaha menasihatinya dan ia tetap pada pendiriannya, maka yang bisa Anda lakukan adalah membiarkannya. “Selama itu bukan soal kesehatan atau keselamatan, penting bagi anak-anak untuk membuat beberapa keputusan yang buruk, karena hal ini membantu mereka belajar untuk mempertimbangkan konsekuensi," kata Dr. Stavinoha. Lalu, ketika si kecil Anda pulang sambil menangis karena telah menjatuhkan seluruh uang sakunya di taman bermain saat istirahat.

Kemampuan Pemecahan Masalah
ada beberapa tips untuk mengembangkan kemampuan anak.
kemampuan yang diajarkan ialah pemecahan masalah. Bagi orang tua dan guru PAUD, berikut tips yang dibagikan dari Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini:
        1. Bantu anak untuk menemukan jawaban dan solusi mereka sendiri.
        2. Berikan pujian pada anak.
        3. Fokus pada kemampuan anak dengan tidak memaksakan kehendak orang tua.
        4. Pahami perasaan anak ketika anak belum berhasil mencapai sesuatu yang diinginkannya.
        5. Dorong anak untuk berpikir merencanakan, dan menilai kembali sebelum bertindak.
        6. Ajari anak bagaimana mereka dapat bertahan dari perasaan sulit atau tidak menyenangkan. 

    Tak hanya itu saja, ada berbagai macam kegiatan yang dapat mendorong kemampuan pemecahan masalah anak, misalnya: 
            1. Bermain puzzle Di saat bermain puzzle anak berpikir untuk menyusun puzzle dengan baik. Oleh                 karena itu kegiatan ini bagus untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada                     anak.
            2. Bermain balok dan lego Permainan ini merupakan sebuah tantangan karena membutuhkan                        pemikiran tentang apa yang harus dibangun dan bagaimana untuk menempatkan potongan                        yang sama untuk mendapatkan desain yang bagus.
            3. Mengikuti pola Kegiatan sederhana ini dapat dimainkan dengan balok, kemudian membuat pola                    dengan balok dan meminta anak untuk melanjutkan pola tersebut.
            4. Cerita dan pertanyaan Biasakan untuk mengajukan pertanyaan selama bercerita bersama anak.                 Hal ini dapat mengembangkan keterampilan berpikir Higher-order thinking pada anak.
            5. Permainan papan Permainan papan adalah cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan                     memecahkan masalah. Mulailah dengan permainan sederhana seperti Ludo, atau ular tangga.





Kemampuan Proses Kreativitas

    Kreatifitas anak usia dini akan terlihat saat anak bermain bebas mengekspresikan dirinya. Secara berangsur-angsur akan tergambar kreatifitas anak setiap aktivitas yang dilakukan anak, karena anak adalah insan yang aktif dan tidak pernah diam. Dalam skripsi menurut Utami Munandar (dalam Asrori, 2007 : 62) mengatakan                                                                                                                                                   bahwa pengertian pengembangan kreatifitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Kreativitas alami seorang anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan anak yang diajukan kepada orang tuanya terhadap sesuatu yang dilihatnya. Adakalanya pertanyaan itu diulang-ulang dan tidak ada habis-habisnya. Selain itu, anak juga senang mengutak-atik alat mainannya sehingga tidak awet dan cepat rusak hanya karena rasa ingin tahu terhadap proses kejadian.

Kreativitas anak dapat dikembangan dengan cara-cara berikut ini:

  1. Bermain

Bermain merupakan awal dari perkembangan kreativitas, karena dalam kegiatan yang menyenangkan, anak dapat mengungkapkan imajinasinya dengan bebas, oleh karena itu kegiatan bermain dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan kreativitas anak.

    2.Melatih Kemampuan Otak Kanan

Untuk melatih kemampuan otak kanan, caranya adalah dengan mengajak anak-anak  bernyanyi,  berpuisi, menggambar,  dan  berbagai  macam kegiatan kreatif lainnya, agar kemampuan otak  kanan dapat bekerja lebih  optimal.  Pada umumnya di sekolah anak-anak akan lebih cenderung menggunakan otak  kiri, dan  bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa bekerja dengan baik dan seimbang,  maka anak-anak  tidak hanya akan berpeluang mendapatkan prestasi  di bidang akademis saja,  melainkan bisa meraih prestasi-prestasi  di bidang yang  lain, misalnya kesenian.

    3.Berkreasi Setiap Hari

Agar anak-anak kreatif, kita dapat mengajarkan pada anak-anak dengan kegiatan menggambar,  melipat  kertas,  bermain game, bermain puzel, bermain permainan-permaian edukatif,  bernyanyi,  bercerita, dan masih banyak lagi.

    4. Beri Anak Pengalaman Baru

Untuk memberikan pengalaman baru pada anak-anak; berikanl waktu khusus dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya, seperti museum, kebun binatang dan taman rekreasi. Hal-hal baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi anak sehingga krrtivitas anak semakin meningkat.

    5. Meningkatkan Perbendaharaan Kata pada Anak

Untuk meningkatkan perbendaharaan kata-kata anak, dapat melalui kegiatan membaca, mendongeng, bercerita pengalaman, tanya jawab, bernyanyi, dan kegiatan lainnya, karena semakin  tinggi   perbedaharaan kata  anak,  maka seorang  anak akan menjadi  lebih mudah  dalam memahami  seseuatu.

    6. Melatih Kemampuan Mendengar Anak

Untuk melatih kemampuan mendengar anak, dapat menggunakan tape recorder dan laoudspeaker. Alat-alat tersebut bisa  digunakan untuk melatih kemampuan mendengar anak-anak. Agar indera pendengaran  anak bisa  terlatih dengan baik, lebih baik kita sering-sering  mengajak anak untuk  mendengarkan lagu-lagu, cerita, lalu menanyakan hal-hal yang yang terdapat pada lagu atau cerita tersebut, dapat juga belajar bahasa  Inggris, jika usia anak sudah memadai.

    7. Sediakan fasilitas yang mendukung kreativitas anak

Untuk merangsang kreativitas anak, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang mendukung kreativitas anak, seperti mainan bongkar pasang, balok susun, puzzle. Ketika bermain permainan ini, anak akan masuk pada imajinasinya sendiri, maka akan sangat merangsang proses berfikir dan kreativitas anak.

Rabu, 25 November 2020

Bakat dan Minat

 Pengertian Bakat

            Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat, yaitu:
1. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khus
us yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus , misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang taknik arsitek.



Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakam sekelompok sifat yang secara bertimgkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.


Pengertian Minat

Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai berikut : Menurut Slamito, minat adalah  suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Menurut Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan. Andi Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Dari pemaparan mengenai definisi-definisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.

pengukuran bakat dan minat
Pengukuran bakat dan minat pada anak tidak bisa dilakukan jika masing-masing anak tesebut tidak mengetahui bakatnya  dalam bidang apa, untuk itu ada beberapa  cara mengidentifikasian bakat:
 a. Dengan tes bakat (aptitude test).
 b. Dengan observasi terhadap minat
  Seseorang yang punya bakat dlm bidang tertentu mempunyai minat yang kuat                         dalam bidang tersebut.
  c. Dengan pengalaman atau latihan.
    Seseorang yang punya bakat dalam bidang musik ketika dirinya diberi kesempatan                 untuk  belajar bermain musik cenderung menampakkan hasil.
    Menurut Indah Mulatsih,( LIMA LANGKAH MUDAH MENCARI BAKAT DIRI), ada 5 cara mudah untuk menemukan bakat yang tersembunyi:
1.      Dengarkan orang lain
 “Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan”. Ungkapan yang sama juga berlaku dalam melihat bakat tersembunyi. Dibandingkan diri sendiri, orang lain seringkali jauh lebih tahu dibandingkan diri sendiri.  Besar kemungkinannya orang lain sudah pernah (bahkan berkali-kali) mengatakan bahwa anda sangat menguasai bidang tertentu. Hanya saja selama ini mungkin anda mengabaikannya tidak menganggap serius. Sekarang saatnya mulai mendengarkan.
2.      Temukan sesuatu yang sangat mudah dilakukan
Suatu saat mungkin anda melihat seseorang (dengan jenis kelamin dan usia yang sama) begitu kesulitan melakukan sesuatu, tetapi anda bisa melakukan aktifitas yang sama dengan super mudah. Lain waktu, anda menemukan orang lain perlu ambil kursus atau sekolah khusus untuk melakukan sesuatu tetapi anda bisa melakukan hal yang sama dengan sangat mudah tanpa kursus atau sekolah khusus. Berarti aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda.
3.      Temukan sesuatu yang paling anda nikmati  
Bakat tersembunyi sering kali menunjukan dirinya sendiri ke permukaan. Adakah majalah untuk topik (atau komunitas penghobi) tertentu yang tidak bisa anda lewatkan? Atau suatu aktifitas yang sangat ingin anda lakukan tetapi selama ini tidak karena keterbatasan tertentu (waktu/biaya/alat). Besar kemungkinan aktifitas tersebut adalah bakat tersembunyi anda. Tidak ada jaminan pasti bahwa setiap yang anda sukai merupakan bakat tersembunyi anda, tetapi kerap ada diantaranya.
4.      Temukan sesuatu yang sering anda bicarakan
 Adakah topic tertentu yang anda sadari atau tidak, selalu menjadi topik anda? Suatu ketika mungkin anda membicarakan topik lain, tetapi ujung-ujungnya lari ke topik yang biasa anda bicarakan lagi. Bisa jadi aktifitas yang ada dalam topik tersebut adalah bakat tersembunyi anda, atau setidaknya terkait.
5.      Tanyakan pada orang lain
Dalam banyak hal, cara termudah dan tercepat untuk mengetahui sesuatu adalah dengan bertanya. Tanya pada siapapun yang anda pikir bisa dan bersedia memberikan penilaian yang obyektif. Tidak selalu orang terdekat [pacar/pasanga], bisa jadi mereka justru paling tidak obyektif. Minta mereka mengabaikan kebiasaan-kebiasaan buruk anda, yang anda butuhkan hanya kelebihan anda (anda tidak sedang merenungi hidup, tetapi menggali bakat tersembunyi). Sebisa mungkin usahakan dengan pertanyaan langsung “menurut kamu, apa bakat aku?”. Tanyai mereka secara terpisah, catat. Setelah semua jawaban terkumpul, perhatikan sesuatu yang paling sering disebutkan (oleh orang berbeda). Jika jumlah orang yang anda tanya cukup banyak, saya yakin pasti ada sesuatu yang sering disebutkan. Anda boleh tersenyum, karena 90% itu adalah bakat tersembunyi anda.


Pengembangan Bakat Dan minat
1. Cara mengembangkan bakat
Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya.
Apalagi bila si anak anak sudah dibimbing pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang bertanggung jawab untuk perkembangan bakat sang anak. Harus mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk pengembangan bakat anak.Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat sang anak :
•      Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cernatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
• Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
• Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
• Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut.
• Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.
• Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
• Sarana
Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.
• Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.
• Kerjasama
Kerja sama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih banyak.
• Teladan yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur dsb.
2.   Cara mengembangkan minat
Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru berkewajiban untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1. Memahami kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka.
2. Jangan memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru.
3. Memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan             pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
4.  Menjelaskan kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang.
5.  Menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual.
Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya; (a). Faktor Individu dan (b). Faktor Sosial.

Apa itu Intelegensi dan Kecerdasan?

yuk.. mari kita bersama-sama mengenali Intelegensi dan Kecerdasan.

mari simak penjelasan berikut!!


Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum dan potensial. Para ahli tidak mencapai kesepakatan dalam banyak hal mengenai intelegensi. Definisi-definisi yang dikemukakan menunjukkan batasan yang tidak serupa. Mereka juga tidak sepaham dalam melihat apakah intelegensi merupakan heriditas atau modifikasi. Beberapa mencoba menghubungkan intelegensi dengan bakat, kreativitas, dan prestasi. Para ahli juga berbeda dalam melihat komponen-komponen yang terdapat dalam intelegensi. 


Intelegensi dapat didefinisikan dengan beragam cara yakni: 

(1) kemampuan berpikir abstrak.

(2) kemampuan mempertimbangkan, memahami dan menalar.

(3) kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. 

(4) kemampuan total individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara rasional dalam              lingkungan.



Teori intelegensi menjelaskan bahwa intelegensi adalah kapasitas atau kemampuan umum yang dimiliki oleh setiap orang. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan reaksi, pemecahan masalah dan penyesuaian diri pada lingkungannya.

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegences) adalah salah satu teori belajar yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang pakar pendidikan dan psikologi berkebangsaan Amerika, lahir dengan nama lengkap Howard Earl Gardner pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton, Pennsilvania. Teori belajar Howard Gardner dikenalkan pertama kali pada tahun 1983. Teori ini menjadi sumber kekuatan baru bagi pendidik untuk lebih luas dalam berkreativitas dan berinovasi di dunia pendidikan. Selain itu setiap pendidik harus belajar meyakini bahwa dibalik keterbatasan siswa juga terdapat kelebihan yang belum tereksplor dengan baik. Gardner dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelegences tahun 1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dalam menciptakan suatu (produk) yang bernilai pada suatu budaya.

Jadi untuk para pendidik dan orang tua sekalian, penting bagi kita untuk mengetahui kecerdasan setiap anak. Karena jika salah dalam pemberian stimulus, maka kecerdasan tersebut bisa hilang atau terkubur oleh stimulus-stimulus yang lain dan bisa membuat anak terus-terusan beradaptasi dengan hal-hal baru yang bukan dalam bidang mereka. Dengan stimulus yang tepat dalam setiap kecerdasan, maka setiap anak akan mudah untuk melakukan dan mengeksplorasikan kecerdasan maupun bakat yang sudah mereka miliki.

pengukuran intelegensi

Bagaimana kita memahami konsep inteligensi, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mengukurnya dewasa ini?

Berikut ini adalah perkembangan pengukuran inteligensi dan kaitan antar masa menurut

Kevin McGrew yang disampaikan dalam Kolokium Psikologi Indonesia.

Continuum of Progress: Psychometric Intelligence Theories and Test Batteries
Continuum of Progress: Psychometric Intelligence Theories and Test Batteries

Bacaan lebih lanjut:

Online: www.iapsych.com/chc1.zip

Senin, 23 November 2020

Aliran-aliran Besar Teori Belajar II

Bukan hanya agama aja loh yang punya aliran, ternyata belajar juga mempunyai aliran! mari kita simak bersama macam-macam aliran dalam belajar berikut ini...

Belajar merupaka proses yang dialami setiap individu selama hidup. Dengan kata lain, setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu tidak akan terlepas dari makna belajar, dan juga tidak ada ruang, waktu, dan tempat yang dapat membatasi proses seseorang untuk belajar. Berikut bebrapa aliran-aliran teori belajar :


    1. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya adalah :

        A. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

    1. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
    2. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
        B. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

  1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

        C. Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

    2. Teori Belajar Kognitif

Apa itu aliran kognitif ?

Berbeda dengan aliran psikologi behavioristik, Psikologi Kognitif merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses mental, bagaimana manusia berpikir, merasakan, mengingat, belajar dimana otak akan menjalankan fungsi utamanya yang disebut dengan berpikir. Dalam hal ini otak adalah sistem fisik dalam bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, bisa menampung sebanyak-banyaknya, apapun item yang masuk kedalam memorinya secara simultan. 

Kemampuan membedakan hasil penginderaan, menghasilkan kemampuan lebih tinggi, membentuk kategori konseptual. Sudarwan dan Khairil (2010) menyebutkan bahwa psikologi kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Menurut teori kognitif belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang berjalan terus menerus sepanjang hayat.

Kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang sebagai studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental. Sesungguhnya, psikologi kognitif meliputi segala hal yang kita lakukan.

Aliran kognitif mulai muncul pada tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan terhadap konseps manusia menurut behaviorisme dan psikoanalisa. Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir (Homo Sapiens). Paham kognitifisme ini tumbuh akibat pemikiran-pemikiran kaum rasionalisme yang menyatakan bahwa manusia itu dapat berpikir lebih baik dari makhluk hidup lainnya.

    3. Kecerdasan Ganda

Apa itu aliran kecerdasan ganda/multiple intelligences ?

Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) merupakan teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner. Pada dasarnya, teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal.

Menurut teori multiple intelligences, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

        A. Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan.

        B. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai; Kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran.

        C. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain : menendang bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan interpersonal)

        D. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori. Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai bercerita dan berbicara secara memukau.

Pengertian, Tujuan Dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Anak Usia Dini

  Individualized structure kontekstual berasal dari customized organization Context yang berarti "hubungan, konteks, suasana dan keadaa...