Sabtu, 09 April 2022

Problem Based Learning Pada AUD

Sebagai pengajar pendidik, diperlukan bisa menaruh pembelajaran yg bermakna bagi anak didik. Dengan memperhatikan ciri anak & pembelajaran berpusat dalam anak, sebagai akibatnya anak bisa berkesempatan pada bereksplorasi pada aktivitas belajar. Dikenalkannya metode pembelajaran berbasis kasus yg lebih dikenal menggunakan PBL. 
 
    Apa itu PBL? PBL kepanjangannya merupakan Problem Based Learning, ialah pembelajaran berbasis kasus. PBL adalah galat satu taktik buat berbagi prinsip bermain sembari belajar. PBL diterapkan menggunakan membuahkan anak menjadi sentra pembelajaran. PBL merupakan suatu pendekatan yg menurut prinsip constructive, persoalan solving, inquiri riset, integrated studies. Dalam PBL, anak bisa berbagi menggunakan suatu proyek individu atau grup buat membuat produk.
 
    Dengan penerapan pembelajaran berbasis kasus atau PBL akan bisa memunculkan berpikir taraf tinggi = HOTS (Higher Order Thinking Skills) & STEAM (Sains, Technology, engineering, Art and Mathematics) menurut aktivitas pembelajaran tadi. Anak bisa lebih menerima kesempatan buat berbagi daya nalarnya & kreativitasnya. Dalam aktivitas tadi jua bisa berbagi pendidikan karakter anak menggunakan menumbuhkan rasa empati, peduli, tanggung jawab, kemandirian & kerjasama. Penerapan pembelajaran berbasis kasus sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran masa pandemi covid-19, anak mengenal konflik konkret yg terdapat pada kurang lebih lingkungannya & menaruh pandangan baru pada pemecahan kasus. Anak bisa mengamati, mengidentifikasi, menganalisis suatu kasus menggunakan sederhana, sebagai akibatnya anak bisa menemukan solusi menurut konflik yg terdapat.
 
Ciri-karakteristik Problem Based Learning

Dalam pelaksanaannya, metode persoalan based learning dilakukan menggunakan serius dalam keaktifan murid, sedangkan pengajar hanya bertindak menjadi fasilitator. Masih melansir menurut jurnal 'Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)', karakteristik-karakteristik menurut persoalan based learning, yaitu: 
 
1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan 
Pembelajaran berkisar dalam kasus atau pertanyaan yg konkret & krusial bagi murid juga masyarakat. Pertanyaan & kasus yg diajukan wajib memenuhi kriteria autentik, jelas, gampang dipahami, luas, & bermanfaat.
 
2. Keterkaitan menggunakan Berbagai Disiplin Ilmu
Masalah yg diajukan pada proses pembelajaran usahakan berkaitan atau melibatkan banyak sekali disiplin ilmu.
 
3. Penyelidikan yg Autentik 
Penyelidikan dilakukan dalam kasus yg autentik. Selain itu, penyelidikan jua diharapkan buat mencari penyelesaian kasus yg bersifat konkret. Dalam penyelidikan, murid akan menganalisis & merumuskan kasus, berbagi, & menciptakan hipotesis, dan mendeskripsikan output akhir.
 
4. Menghasilkan Karya
Pada persoalan based learning, murid bertugas buat menyusun output penelitiannya pada sebuah karya & menampakan hasilnya. Artinya, murid diminta buat menciptakan laporan menurut output penyelesaian kasus.
 
5. Kolaborasi
Pada persoalan based learning, tugas-tugas yg diberikan wajib diselesaikan secara kolaboratif. Kerja kolaboratif bisa dilakukan baik antarsiswa pada grup akbar atau kecil, juga antara murid & pengajar.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian, Tujuan Dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Anak Usia Dini

  Individualized structure kontekstual berasal dari customized organization Context yang berarti "hubungan, konteks, suasana dan keadaa...