Senin, 28 Maret 2022

Strategi Pembelajaran Inkuiri

 Pendidikan yang berlangsung di rumah dan sekolah merupakan compositions perubahan menuju kemajuan dan penggalian ilmu dan keterampilan serta menambah wawasan peserta didik ke arah berpikir dewasa. Arah dan pengalamannya sehari-hari yang salah satunya adalah berhubungan erat dengan usia anak.


Lembaga keluarga sebagai lembaga pendidikan withering awal dikenali anak, maka harus diciptakan dengan baik, sehingga menjadi sebuah lingkungan yang harmonis yang mendidik.


Seperti diketahui, belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, sikap, kecakapan dan lain-lain. Sadiman berpendapat bahwa: "Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya".


Selanjutnya Witherington sebagaimana dikutip oleh Nana syaodih Sukmadinata, menyatakan bahwa, "Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola respons yang baru, yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan."


Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah compositions perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada penguasaan keterampilan, kecakapan, kemahiran, pengetahuan baru dan sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang baik.


Nah, ada yang namanya pendekatan inkuiri dalam urusan pembelajaran. Apa ini?


Inkuiri didefenisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan ekspremen sendiri, dalam arti luas melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.


Kuslan Stone (Dahar, 1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran, di mana master dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan stuktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991).


Pendekatan Inkuiri adalah cara untuk menyampaikan sesuatu agar tercapai tujuan, cara melaksanakan, cara menyelidiki, taktik, siasat (poerwadarminto, 1976.

Menurut Nasution (1992: 128) pendekatan inkuiri adalah merupakan expositions belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema secara sistematika yang memberikan koonklusi berdasarkan pembuktian.


Berdasrkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri adalah cara yang digunakan dalam expositions pembelajaran sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk bertanya, memeriksa sesuatu yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan penyelidikan.


Sebetulnya, apa tujuan pendekatan ini?


Pendekatan Inkuiri memiliki tujuan pembelajaran yaitu di samping mengantarkan siswa pada tujuan instruksional, juga memberi tujuan iringan sebagai berikut:

a. Menolong siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan serta mengajak siswa untuk aktif dalam memecahkan suatu masalah.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dengan penggunaan pendekatan inkuiri dalam expositions pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individunya.

c. Siswa termotivasi dalam expositions pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.


Karakteristik pendekatan inkuiri:

1. Master berusaha merangsang siswa untuk berpikir aktif dengan cara antara lain:

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pikiran

b. Mendorong siswa untuk membuat interpestasi, penjelasan atau pendapat

c. Mendorong siswa untuk mengolah information atau informasi

d. Meminta siswa untuk mengaplilasikan prinsif-prinsif dalam berbagai situasi


2. Master berusaha menjaga berkembangnya suasana bebas dan mendorong siswa untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri dengan cara:

a. Bersikap membantu dan terbuka menerima pendapat

b. Mengarahkan pada hal-hal yang positif

c. Bersedia menerima dan memeriksa semua usaha yang diajukan oleh siswa

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk kreatif dan mandiri.



Sedangkan manfaat pendekatan inkuiri, secara garis besar, adalah: pertama, sebagai sumber compositions belajar. Pada dasarnya karakteristik dalam penggunaan pendekatan inkuiri adalah menekankan pada kualitas pembelajaran. Karena dengan penggunaan pendekatan inkuiri dalam compositions pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapannya. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri diharapkan bagi siswa termotivasi dalam expositions pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal


Kedua, sebagai sarana komunikasi. Dalam suatu pendekatan inkuiri dalam pembelajaran kegiatan berkomunikasi siswa dengan master, atau master dengan siswa akan sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa untuk belajar juga merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. Kegiatan tersebut memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan dengan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

Dengan melakukan pendekatan inkuiri, kelebihannya adalah:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan self idea pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan move pada situasi compositions belajar yang baru,

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka.

d. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik

e. Situasi compositions belajar menjadi lebih terangsang

f. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu

g. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri

h. Siswa dapat menghindari cara-cara belajar yang tradisional

I. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.


Meski begitu, pendekatan ini juga punya kelemahan.

a. Pendekatan inkuiri terlalu menekankan pada aspek intelektual dan kurang memperhatikan dominan afektif atau aspek emosional dari pembelajaran

b. Pendekatan ini tidak efektif bagi kelas yang banyak siswanya karena setiap siswa mungkin membutuhkan waktu banyak dari master untuk menuntunnya

c. Harapan akan berhasil penyelidikan mungkin tidak terpenuhi terutama bagi master yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional.


Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan atau kekurangan. Tetapi semua itu dapat diatasi dengan baik. Jika seorang master kreatif dalam menggunakannya dan siswa akan terlihat aktif dalam expositions pembelajaran.

Senin, 21 Maret 2022

Strategi Pembelajaran Ekspositori

1. Strategi pembelajaran ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada compositions penyampan materi secara verbal dari seorang master kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara ideal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan lang-sung oleh master. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pe-lajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada compositions bertutur, maka sering juga dinamakan strategi "chalk and talk".


2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori

Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:

a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.

b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti information atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah compositions pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada master (educator focused approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini master memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini master menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (scholarly accomplishment) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.



3. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik diban-dingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbang-a pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap master.

a. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam

strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti expositions penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itu-lah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu master harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggu-nakan strategi ekspositori.

b. Prinsip Komunikasi

Compositions pembelajaran dapat dikatakan sebagai expositions komunikasi, yang menunjuk pada expositions penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disu-sun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam compositions komuni-kasi master berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

Dalam compositions komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (commotion) yang dapat menghambat kelancaran expositions komunikasi. Akibat gangguan (commotion) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada compositions penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap master dapat menghilangkan setiap gangguan (commotion) yang bisa meng-ganggu expositions komunikasi.

c. Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai improvement yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

d. Prinsip Berkelanjutan

Compositions pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlang-sung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui compositions penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui expositions belajar mandiri.

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Ekspositori

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk meneri-mama pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan lang-kah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antara-nya adalah:

1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

3) Bukalah record dalam otak siswa.

b. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan. Master harus dipikirkan master dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) mengguna-kan joke-joke yang menyegarkan.

c. Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran de-ngan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah di-milikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

d. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyim-pulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari compositions penyajian.

e. Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah simple ka menyimak penjelasan master. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam compositions pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini master akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.



5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori

a. Keunggulan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki bebe-rapa keunggulan, di antaranya:

1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori master bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.


b. Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:

1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.

2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.

3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan relational, serta kemampuan berpikir kritis.

4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki master, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan expositions pembelajaran tidak mungkin berhasil.

Senin, 14 Maret 2022

PENERAPAN DAP (DEVELOPMENT APPROPRIATE PRACTICE ) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

 Perkembangan anak usia dini sangat berpengaruh pada cara mendidik atau mengajar orang tua atau guru di sekolah, terkadang orang tua atau guru tidak menyadari cara mendidik yang sepatutnya untuk anak, pendidikan yang patut untuk anak seharusnya sesuai dengan umur, perkembangan psikologis  pada diri anak, dan kebutuhan spesifik yang di butuhkan anak. Anak sangat perlu mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, kesukaannya, dan yang paling penting bisa menumbuh kembangkan kreativitas yang anak miliki, dan tentunya perlu stimulasi dan dorongans serta kesmpatan dari orang dewasa. orang dewasa di sini sebagai pendorong atau fasilisator bagi anak, pendidikan yang didapatkan anak usia dini didasarkan atas apa yang diketahui tentang anak, bukan didasarkan pada keinginan orang dewasa terhadap anak. Dan dari hal tersebut sebagai pendidik perlu praktik atau latihan-latihan yang di perlukan untuk pembelajaran anak usia dini yang sesuai dengan tahap perkembanganya.

 

Pembelajaran pada anak usia dini seharusnya sesuai dengan perkembangan anak, dapat dilihat dari prinsip pada DAP itu sendiri. Metode pembelajaran yang sejalan dengan konsep DAP adalah metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak bukan yang menjadi beban untuk anak, sebagai pendidik kita juga harus memperhatian keunikan setiap anak karena setiap anak memiliki keistimewaan yang berbeda-beda seperti  gaya belajar, minat, kepribadian, temperamen. Anak juga dilihat dari latar belakang keluarga dan lingkungannya apakah anak tersebut perlu mendapatkan bimbingan yang lebih. Pembelajaran pada anak usia dini yang sesuai yaitu dengan memperlakukan anak sebagai individu yang utuh yang melibatkan empat komponen yaitu pengetahuan, keterampilan, sifat alamiah, dan perasaan.

 

Penerapan DAP pada anak usia dini untuk menunjang keberhasilan dilaksanakannya DAP Indonesia. Antara lain :

 

Kurikulum yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini,dan sesuai dengan rentan usia anak dan dilaksanakan dengan memperhatiakan kebutuhan yang berbeda, minat dan tingkat perkembangan dari masing-masing anak. Disamping itu guru harus mengembangkan kreativitas mengajarnya.

Anak didik dan guru saling berinteraksi karena perkembangan anak muncul paling banyak ketika berinteraksi dengan orang dewasa, anak lebih terbuka untuk bercerita secara sederhana.

 

Lingkungan fisik untuk anak usia dini harus menunjang keterampilan fisik baik dalam hal motori halus, motorik kasar, dan koordinasi tangan mata. Dengan lingkungan fisik yang mendukung tentu anak memiliki ruang gerak yang luas, anak juga bisa eksplor gerakan yang mendukung keterampilan fisiknya.

 

Kelas ditata yang menari minat agar anak bisa bergerak dan mengembangkan keterampilannya, seperti ruang diberi fasilitas yang mendukung untuk bermain dengan alat dan bahan yang tidak bahaya untuk anak.



Pendidik perlu menciptakan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga anak merasa senang untuk belajar dan interaksi antara guru dan anak serta lingkungannya dengan baik.

 

Anak perlu diberi model atau guru selalu memberikan contoh yang baik agar anak juga meniru perilaku yang baik yang di terapkan oleh gurunya, mendapatkan pernyataan yang positif.

 

Konsep DAP dapat diterapkan pada program PAUD yang sesuai dengan karakter perkembangannya. Berikut ini adalah contoh pembelajaran dengan cara patut di PAUD

Matematika: Anak memahami konsep berhitung dengan menggunakan benda konkrit (anak harus disuguhkan benda-benda nyata)

Menulis: Anak dibiarkan bereksplorasi sendiri mencoba menulis huruf-huruf atau kata-kata yang ingin ia buat. Guru hanya memberikan contoh (kalau diperlukan).

Membaca: Anak mengenal huruf lewat tulisan-tulisan yang ada pada benda-benda yang ada disekitarnya (guru tidak meminta anak menghafal abjad)

Menggambar: Anak dibiarkan bebas berimajinasi dan bereksplorasi saat ingin menggambar atau mewarnai sesuatu.

Sains: Guru mengajarkan tentang matahari, bumi, dan planet lainnya dengan menggunakan gambar dan objek. Anak juga diperkenalkan dengan kegu

Rabu, 09 Maret 2022

Kriteria Pemilihan Sumber Belajar

memanfaatkan  Sumber Belajar secara lebih banyak dan luas, hendaknya seorang guru memahami terlebih dahulu Klasifikasi Sumber Belajar di atas karena dapat menentukan sumber belajar mana yang tepat dipergunakan dalam Proses Belajar Mengajar. Untuk itu, agar pemanfaatan sumber belajar lebih sesuai maka guru harus lebih mengetahui pola kriteria tertentu dalam keputusan penentuan sumber belajar.

Ahmad  Rivai  dan  Abu  Ahmadi  menjelaskan  beberapa  kriteria umum yang terdapat didalam penentuan sumber belajar.

Di mana, kriteria umum  ini  merupakan  ukuran  kasar  dalam  memilih berbagai  sumber belajar, misalnya:

1. Ekonomis   atau  biaya,  apakah  ada  biaya  untuk  penggunaan sumber belajar (yang memerlukan biaya) Misalnya, overhead projector (OHP) beserta transparansinya, video tape/tv beserta cassetnya dan sebagainya. 

2. Teknisi atau tenaga, yaitu entah guru atau pihak lain yang mengoperasikan   suatu   alat   tertentu yang dijadikan   sumber belajar. Adakah tersedia teknisi khusus/pembantu atau guru guru itu sendiri, apakah dapat mengoperasikanya? misalnya, cara mengoperasikan  slide,  video  tape/tv, laboratorium dan sebagainya. 

3. Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau mudah dilaksanakan dan tidak tertalu sulit/ langka.

4. Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar  jangan bersifat kaku atau paten, tapi harus mudah dikembangkan, bisa dimanfaatkan untuk tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh faktor lain.

5. Relevan dengan  tujuan pengajaran dan komponen komponen pengajaran lainya.Dapat membantu efisien dan kemudahan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran/belajar.

Selain kriteria yang kemukakan di atas, Nana Sudjana  dan Ahmad Rivai  menambahkan  Kriteria Sumber Belajar lain   yang berdasarkan  pada  tujuan   yang ingin dicapai, antara lain:

1. Sumber belajar guna memotivasi, terutama berguna untuk siswa yang   lebih   rendah   tingkatannya, dimaksudkan   memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan.

2. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, kriteria ini paling umum dipakai oleh para guru dengan maksud untuk memperluas bahan pengajaran, melengkapi kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar yang sistematis.

3. Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi,  dianalisis  dan dicatat secara  teliti  dan sebagainya. Jenis   sumber   belajar   ini   diperoleh   secara   langsung   dari masyarakat atau lingkungan.

4. Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Beberapa ciri yang perlu diperhatikan, misalnya:

- Sebelum   mulai   perlu   diketahui:   apakah   masalah   yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh  sumber belajar yang tepat? apakah sumber belajar bisa disediakan? di mana bisa diperolehnya?

- Mempertimbangkan   bukti   bukti:   apakah   sumber   belajar masih  aktual?  Bagaimana  jenisnya?  adakah  sumber  belajar lain yang dapat dipakai?

- Membuat  kesimpulan:  benarkah  kesimpulan  yang  diambil atas dasar sumber belajar itu ?

5. Sumber belajar untuk presentasi. Kriteria ini menjelaskan bahwa sumber belajar sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.  Jadi,  fungsinya  tentu     bukan  penyampai   pesan atau informasi ataupun data, melainkan  sebagai strategi, teknik atau metode (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1989)

 

Dengan memasukkan  sumber belajar secara terencana dan sesuai dengan kriteria yang ada, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien.

Dalam usaha pencapaian tujuan instruksional sebab sumber belajar sebagai komponen penting dalam proses  belajar mengajar mempunyai manfaat yang cukup besar, manfaat sumber belajar tersebut antara lain:

1. Memberi  pengalaman  belajar  secara  langsung  dan  konkrit  kepada peserta didik, misalnya: karya wisata ke obyek wisata seperti museum, kebun binatang dan sebagainya.

2. Dapat menyajikan  sesuatu yang tidak mungkin  diadakan, dikunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkrit, misalnya denah, sketsa, foto, film, majalah dan sebagainya.

3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya: buku teks, foto film, nara sumber, majalah dan sebagainya.

4. Dapat  memberi  informasi  yang  akurat  dan  terbaru,  misalnya  buku bacaan , ensiklopedi, majalah dan sebagainya.

5. Dapat  membantu  memecahkan  masalah  pendidikan  (terhadap instruksional)  baik  dalam lingkup makro  (misalnya,  belajar  sistem jarak jauh melalui modul) maupun makro pengaturan   ruang yang menarik, simulasi, penggunaan film dan OHP.

6. Dapat memberi motivasi yang positif apabila diatur dan direncanakan pemanfaatanya secara tepat.

7. Dapat  merangsang  untuk  berfikir,  bersikap  dan  berkembang  lebih lanjut, misalnya: buku teks, buku bacaan, film dan lainnya yang mengandung daya penalaran sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut.

Senin, 07 Maret 2022

Pemilihan Strategi Pembelajaran pada Anak Usia Dini

    Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan master dan murid dalam mewujudkan kegiatan melalui belajar mengajar. Dalam memilih starategi pembelajaran ada beberapa kriteria yaitu efisiensi, efektifitas, dan keterlibatan peserta didik. Untuk mengetahui strategi yang akan digunakan untuk pembeljaran, sebelumnya seorang master harus mengetahui karakteristik cara belajar anak sehingga strategi yang akan digunakan tepat untuk perkembangan anak.

    Strategi-strategi pembelajaran dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan compositions pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi. Dalam strategi pembelajaran seorang master menggunkan beberapa metpde pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran tersebut ialah :

        1. Berpusat Pada Anak

Yang dimaksud dengan pembelajaran yang berpusat pada anak adalah :

A. Kegiatan harus tumbuh dari minat dan keinginan anak

B. Anak memilih bahan dan memuuskan apa yang ingin di kerjakan

C. Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya

D. Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung

E. Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan

F. Anak menggunakan otot kasarnya

G. Anak menceritakan pengalamannya


        2. Bermain

Kegiatan bermain ini harus dapat memotivasi anak secara intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Fungsi bermain bagi anak adalah untuk menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.untuk melakukan peran dalam kehidupan nyata.

        3. Bercerita

Merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di TK. Merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.

        4. Bernyanyi

Bernyanyi dapat membantu anak untuk mengembangkan daya pikir dan bahasa anak secara lebih menyeluruh.

Melihat uraian diatas maka starategi pembelajaran yang tepat pada anak usia TK adalah pembelajaran yang berpusat pada anak karena anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan. Anak berhak menentukan sendiri apa yang akan dipelajarinya. Anak juga dapat bereksplorasi dengan lingkungannya. Selain itu, metode ini sudah cocok untuk dengan karakteristik belajar anak. Misalnya, anak belajar melalui bermain, anak membangun sendiri pengetahuannya ketika anak bereksplorasi dengan are yang mereka pilih.

Strategi yang cocok untuk diterapkan adalah bermain dan bernyanyi, karena metode bermain akan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak seperti kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional anak. Sedangkan bernyanyi lebih menekankan pada perkembangan bahasa anak. Sedangkan untuk anak
strategi yang tepat untuk digunakan adalah metode bermain dimana anak bermain bebas dan spontan, bermain eksplorasi untuk tahap pengenalan lingkungan sekitarnya.

Pengertian, Tujuan Dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Anak Usia Dini

  Individualized structure kontekstual berasal dari customized organization Context yang berarti "hubungan, konteks, suasana dan keadaa...