Selasa, 15 Februari 2022

Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Efektif


 strategi sebagai rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Pembelajaran sendiri diartikan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid

 

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memiliki strategi

agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dalam pemilihan strategi haruslah dipilih strategi yang tepat,

pengajaran yang diberikan kepada anak didik tidak bersifat paksaan bahkan perilaku pemimpin kadang tidak perlu dilakukan. Sebagai gantinya, para pendidik harus bersikap ngemong atau among. Para guru seharusnya tidak mengajarkan pengetahuan mengenai dunia secara dogmatik. Sebaliknya mereka hanya berada dibelakang anak didik sambil memberi dorongan untuk maju, secara khusus mengarahkan ke jalan yang benar, dan mengawasi kalau-kalau anak didik menghadapi bahaya atau rintangan. Anak didik harus memiliki kebebasan untuk maju menurut karakter masing-masing dan untuk mengasah hati nuraninya. Dengan demikian tugas pendidik adalah memikirkan dan memilih strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik anak didiknya. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara komponen pembelajaran yang dimaksud. Untuk melaksanakan tugas secara profesional guru diharuskan memiliki wawasan yang mantap tetang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan belajar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional.

 

Lemahnya dunia pendidikan kita adalah masalah proses pembelajaran.

Dalam proses ini anak didik kurang dimotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berketerampilan. Untuk anak usia dini pada usia-usia tertentu tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, baik oleh guru maupun orangtua, terlihat masih banyak anak-anak yang penakut, tidak mandiri dan tidak percaya diri.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk pengendalian diri kepribadian, kecerdasanm ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan konsep pendidikan menurut undang-undang tersebut.

Maka sedikitnya ada empat hal yang perlu dicermati lebih lanjut .

Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, berarti proses pendidikan di lembaga-lembaga belajar atau sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal, tetapi proses yang bertujuan sehingga segala aktivitas belajar yang dilakukan guru dan anak didik diarahkan pada pencapaian tujuan.

Kedua, proses pendekatan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang harus dimaknai oleh anak didik bahwa belajar harus memperoleh hasil dan manfaatnya yang berjalan secara seimbang untuk menempuh menjadi manusia yang berkembang secara utuh.

Ketiga, suasana pembelajaran diarahkan agar anak didik dapat mengembangkan potensi dirinya, hal ini berarti proses pendidikan harus berorientasi pada pembelajaran berpusat pada anak.

 

Standar Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dari Standar

Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Tingkat pencapaian perkembangan memuat aktualisasi potensi yang dimiliki setiap anak melalui tahapan-tahapan perkembangan bukan tahapan pada akademiknya.

 

Yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang diharapkan.

 

Pertama , spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku

yang bagaimana yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah difahami oleh peserta didik. Suatu kegiatan belajar mengajar tanpa sasaran yang jelas berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti, dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil yang diharapkan.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya.

Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotifasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri

    Guru sebagai sumber belajar merupakan kunci utama atas keberhasilan anak didik sebagai pembelajar. Peran guru sangat penting karena berkaitan erat denga penguasaan materi belajar atau kurikulum pada umumnya. Apapun yang ditanyakan anak didik tentang materi belajar, guru harus memiliki keyakinan untuk menjawabnya sehingga anak didik dapat memperoleh informasi yang memadai. Oleh karena itu, strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat dengan kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu, mengenali dan memahami sifat anak merupakan bekal yang sangat berharga bagi pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar (bermain) yang diselenggarakan, sesuai dengan usia, tahap perkembangan, kebutuhan, minat belajar anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian, Tujuan Dan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Anak Usia Dini

  Individualized structure kontekstual berasal dari customized organization Context yang berarti "hubungan, konteks, suasana dan keadaa...